Nias.Agaranews.com //Sesuai Pernyataan Calon Bupati Nias Ya’atulo Gulo, sesungguhnya justru tidak menjawab persoalan pokok tentang masalah mendasar pertanian dan penanganan pertanian di Kabupaten Nias. 06/11/2024.
Masalah utama pertanian di Kab. Nias bukan pupuk tetapi paling utama adalah rendahnya pengetahuan petani tentang pertanian modern, kurangnya teknologi modern, infrastruktur yang tidak memadai. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dipublish di jurnal Fakultas Pertanian di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Sumatera Utara (2022).
Dari hasil penelitian tersebut mengungkap tentang usia petani yakni usia 18 – 40 sebanyak 40%, usia 40 – 60 sebanyak 53,33%, usia 60 tahun lebih sebanyak 6,57%. Kemudian, tingkat pendidikan petani di Kab. Nias yakni: tidak sekolah 66,67%, SD 16,67%, SMA 3,33%, diploma 3,33% dan Sarjana 3,33%. Ini hasil riset fakultas pertanian. Tuturkan Tokoh Yosafati Waruwu itu.
Lebih lanjut tokoh tersebut, mengatakan secara umum persoalan pertanian di Indonesia juga bukan semata-mata soal pupuk tetapi perubahan iklim, hama, rendahnya generasi petani usia muda dan dampak negatif pestisida.
Untuk itu saya berharap kepada Alinuru Laoli dan Faozanolo Zai jika Tuhan berkehendak menag di pilkada ini agar memprioritaskan pertanian tanpa mengabaikan program kegiatan pemerintah lainnya bila terpilih menjadi Bupati/Wakil Bupati Nias. Pertama, memprogramkan tenaga penyuluh pertanian 1 orang untuk 1 desa, bukan 1 orang untuk 3 desa. Kedua, memprogramkan alat mesin pertanian sesuai dengan kondisi lahan dan jenis kegiatan pertanian. Ketiga, memprogramkan pembuatan pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk non organik berikut dampaknya terhadap lingkungan dan pertanian dalam jangka panjang. Keempat, menyediakan bibit unggul sejak pengadaan hingga penanaman dan perawatan sehingga bibit yang ditanam oleh petani memberi hasil yang maksimal. Kenapa program pertanian ini begitu penting karena masyarakat miskin di Kab. Nias berkisar 16% atau sekitar 24 ribu jiwa adalah petani.
Jadi, bila Calon Bupati Nias Ya’atulo Gulõ menyatakan tentang masalah pertanian Kab. Nias karena masalah pupuk justru menyembunyikan persoalan utama dan mendasar. Pupuk hanya masalah ke sekian. Kalau Ya’atulo Gulõ berbicara tentang pupuk, sesungguhnya dia sedang menunjuk dirinya sendiri tentang optimalisasi pengawasan distribusi pupuk. Bila ia merasa bahwa pupuk tidak sesuai dengan quota kebutuhan petani Kab. Nias, lalu Ya’atulo Gulõ yang mesti tau persis apa yang sedang terjadi, kenapa tidak dapat memperjuangkan quota pupuk untuk memenuhi kebutuhan petani. Atau distribusi pupuk tidak tepat sasaran, berarti pemerintahannya gagal melakukan fungsi pengawasan. ” Sebutnya. (Dika)